MENTERI Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, salah satu penyebab utama banjir di kawasan Jabodetabek adalah normalisasi sungai Ciliwung yang tidak berjalan cepat.
Dari total 33,9 kilometer target normalisasi, hingga saat ini baru terealisasi sepanjang 16 kilometer.
"Maaf Pak Gunernur, dalam penyusuran Sungai Ciliwung, yang sudah dinormalisasi 16 kilometer itu aman dari luapan, yang belum dinormalisasi tergenang," ujar Basuki di Jakarta, Rabu (1/1).
Basuki pun memastikan akan segera berdiskusi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyelesaikan program tersebut demi mencegah banjir yang lebih besar di masa mendatang.
"Karena menurut BMKG, Februari-Maret curah hujan akan lebih besar dari sekarang," tuturnya.
Basuki mengatakan, salah satu hal yang menjadi kendala dalam menormalisasi Ciliwung adalah keengganan masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai untuk dipindahkan ke lokasi lain yang lebih aman.
"Sekarang rumah itu bukan di bantaran, tapi di palung sungai. Memang ini bukan hal mudah, tapi harus dilakukan agar banjir tidak terus terulang," jelas dia.
Menanggapi pernyataan Basuki, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan upaya normalisasi adalah langkah yang sia-sia.
Menurutnya, selama air dari kawasan selatan yakni Bogor, Jawa Barat, dibiarkan masuk ke Jakarta, apapun program yang dilakukan di ibu kota tidak akan bisa mencegah terjadinya banjir.
"Selama air dibiarkan dari kawasan selatan masuk ke jakarta, tidak ada pengendalian dari selatan, apapun yang kita kerjakan di kawasan pesisir termasuk jakarta, tidak akan bisa mengendalikan air," ucap dia.rr
Sumber: https://m.mediaindonesia.com/read/detail/280775-bnpb-catat-9-korban-tewas-akibat-banjir-dan-longsor-di-jabotabek