Program bersih-bersih Menteri BUMN, Erick Thohir, di perusahaan-perusahaan milik negara masih berlanjut. Salah satu temuan terbaru, ada BUMN yang mainkan laporan keuangan sehingga seolah-olah untung.
“Hari ini yang sering terjadi di BUMN window dressing (mempercantik laporan keuangan). Itu masuk tindakan kriminal. Apalagi kalau window dressing ini terus abis bagian bawahnya kelihatan untung, tapi enggak ada cash,” katanya di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, Jumat (10/1).
Menurut dia, ada BUMN yang hanya buat gaji dan bagi bonus, menerbitkan utang baru. Penerbitan utangnya tanpa mekanisme yang benar, tapi dengan penerbitan surat utang supaya lebih mudah.
“Dibikin proyek disuntikkan ke perusahaan enggak feasible. MTN (Medium Term Notes) surat utang jatuh tempo 2020. Inifraud bukan? Ini contoh,” ujarnya.
Sebelumnya dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dia memaparkan BUMN itu melakukan revaluasi aset Rp 4,4 triliun. Setelahnya, perusahaan itu menerbitkan medium term notes (MTN) yang dananya disuntikkan ke anak perusahaan, namun merugi.
“Terus yang kena nanti kan, kita lagi. ‘Ya Pak tolong gak bisa bayar’. Saya lapor Bu Sri Mulyani, ‘Bu tolong penyuntikan modal’. Jadi percuma kita dividen ke negara, tapi dimintain terus. Ya itu mah percuma, sama saja enggak contribute,” ujar Erick Thohir, Kamis (9/1) malam.
Pemilik Mahaka Group itu menyatakan tak anti berutang jika dikelola dengan benar oleh BUMN. Misalnya utang yang dijadikan barang dan menghasilkan.
“(Kalau yang begitu) saya merem. Tapi utang yang mohon maaf, kayak tadi, revaluasi aset. Lalu terlihat untung. Dia keluarin MTN. Nah kita kejar tuh orangnya. Udah dicopot sih. Baru aja Januari ini,” kata mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf itu.
Dari penelusuran kumparan, BUMN yang baru mengalami pergantian direksi pada Januari ini adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI. Tapi Erick yang didampingi Staf Khusus Arya Sinulingga, tak mengungkap BUMN mana yang dia maksud.
Kementerian BUMN sebelumnya menunjuk Eko Taufik Wibowo sebagai Direktur Utama RNI, menggantikan B. Didik Prasetyo yang telah memimpin RNI sejak 2015. Selain itu, Pramusti Indrascaryo diangkat sebagai Direktur Keuangan.
Penetapan tersebut ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK- 02/MBU/01/2020 oleh Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin, Kamis, 2 Januari 2020, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta.
Sumber: https://obs.line-scdn.net/0hsMOFYf9wLGJyPwQdDqtTNUhpLw1BUz9hFgl9fCJRclYLD2IyTgthDFE9IQYLXGs8HAxlB184N1MMC248Rwph/w644