Vokalis Rock Band Roxette, Marie Fredriksson meninggal dunia di usia 61 tahun

11 December 2019 1017 Viewed

Kabar mengejutkan datang dari dunia musik Internasional. Marie Fredriksson sang Vokalis Rock Band Roxette asal Swedia ini menghembuskan napas terakhirnya pada usia 61 tahun, BBC melaporkan, bintang pop Swedia yang mendirikan band Roxette bersama-sama dengan Per Gessie pada tahun 1986 itu meninggal, Senin (11/10) pagi waktu setempat. Sejumlah lagu Roxette cukup sukses di pasar global di tahun 1990 an, antara lain The Look, Joyride dan It Must Have Been Love.

Awal Karir

Melihat perjalanan karir duo Roxette memang sangat menarik. Per Gessle dan Marie Fredriksson yang memiliki posisi yang sama sebagai penulis dan penyanyi, dibentuk pada tahun 1986 oleh dua grup band terpisah.

Dan pada tahun 1986, Fredriksson juga merilis album solo kedua. Melihat keduanya sama-sama memiliki talenta, maka pihak label akhirnya memutuskan untuk membuat Per Gessle dan Marie Fredriksson mebentuk grup sendiri dengan merilis single bahasa Inggris yang menjadi gerbang awal kunci kesuksesan mereka, “Neverending Love” pada tahun 1986 dengan nama grup “Roxette” dan mencapai posisi 10 chart Swedia. Sebagai informasi, keseluruhan album Roxette di produseri oleh Clarence Öfwerman..

Nama Band mereka, Roxette diambil dari salah satu Single Hits milik penyanyi Dr. Feelgood’s “Roxette” (November 1974)

The Album

1986–1987: Pearls of Passion

Setelah sukses merilis single “Neverending Love” Gessle dan Fredriksson segera merilis album pertamanya Pearls of Passion, sekaligus menjadikan Roxette sebagai band tersukses di Swedia dengan single “Goodbye to You” dan “Soul Deep” meskipun album mereka belum terlalu sukses diluar Eropa, Tahun 1987, Fredriksson kembali merilis solo Efter Stormen, dan berhasil membuatnya memenangkan penghargaan pada tahun 1988 Swedish Grammy Award sebagai Best Female Pop/Rock Artist dan 2 Rockbjörnen awards untuk Best Swedish Album dan Best Swedish Female Artist. Benar-benar pengalaman yang fantastis buat Marie. Kembali ke album Pearls of Passion, Roxette merilis single “I Want You” yang berkolaborasi dengan Eva Dahlgren dan Ratata. Dan setahun kemudian merilis single yang menjadi cikal bakal membuat mereka terkenal seantero jagat, “It Must Have Been Love (Christmas For the Broken Hearted)” yang dirilis bertepatan dengan libur natal. Single ini sukses mrambah pasar Eropa dan pada tahun 1997 album ini dirlis ulang dengan menyertakan pula single yang menjadi soundtrack Pretty Woman ini sebagai bonus track.

1988–1990: Look Sharp!

Dua tahun setelah merilis Pearls of Passion, pada bulan Oktober 1998 Roxette merilis album Look Sharp!. “Dressed for Success” dan “Listen to Your Heart” merupakan dua single yang dipilih oleh pihak EMI sebagai promosi dan berhasil meraih posisi puncak di chart swedia. Keberuntungan mulai merambah dua personel ini saat salah satu peserta pertukaran pelajar dari US Minneapolis, Dean Cushman mendengarkan single ketiga, “The Look” yang sukses di Swedia, membawa single tersebut untuk diputar di radio-radio Minneapolis dan mendapatkan respon yang positif dan pemilik stasiun radio tersebut mendistribusikan ke radio-radio lain dan dalam waktu singkat mebuat single ini menjadi terkenal meski belum merilis album di US, dan akhirnya pihak EMI mengumumkan untuk merilis album Look Sharp! di US dan dari sinilah awal karir sukses Roxette secara internasional, terutama Amerika dimulai.

“It Must Have Been Love” – Pretty Woman Soundtrack

Dengan dirilisnya film Pretty Woman dan memasukan single “It Must Have Been Love” sebagai soundtrack, membuat karir duo grup ini semakin mantap. Meski baru dirilis selama dua tahun, namun Per Gessle memutuskan untuk merekam ulang single tersebut dengan menambahkan beberapa instrument dan menghilangkan lirik bertemakan Christmas setelah diputuskan bersama dengan produser Clarence Öfwerman. Meski bukan single terbaru dalam soundtrack tersebut, single “It Must Have Been Love” merupakan single paling sukses di samping single lainnya. Berhasil menempati posisi utama pada Billboard Hot 100 selama dua minggu dan mengalahkan Wilson Phillips dengan single “Hold On” yang mengikutinya pada posisi dua.

1991: Joyride

Disela-sela kesibukan tur, Roxette terus merilis album untuk melanjutkan sukses album Look Sharp! Roxette kembali merilis album Joyride yang memiliki 14 buah lagu. Single “Joyride” juga merupakan single yang sukses di seluruh dunia dan menjadikan album ini sebagai penjualan album terbaik. Selain single “Joyride” yang sukses, “Fading Like a Flower (Every Time You Leave)”, dan single power ballad “Listen to Your Heart”, juga terus menyertai kesuksesan mereka di US dan negara lain. Namun sayangnya, single ballad yang diperkirakan bisa menembus chart “Spending My Time” dan “Church of Your Heart”, gagal meraih posisi puncak, namun itu tidak menjadi masalah buat Per Gessle karena dinegara lain masih mendapatkan posisi di chart, begitu pula dengan single “The Big L” yang juga tidak mengecewakan.

1992–1993: Tourism

Selama menjalani Joyrirde Tour, Roxette menyempatken merilis album konsernya, Tourism: Songs from Studios, Stages, Hotelrooms & Other Strange Places, disamping menambahkan beberapa materi baru, juga merilis ulang single dalam bentuk live recording dari beberpa materi album sebelumnya, termasuk single “It Must Have Been Love” yang dibawakan dengan sedikit irama music country. Jangan lewatkan beberapa single terbaru, seperti ballad “Queen of Rain” yang sangat menyentuh, dan single yang dirilis ulang dengan versi terbaru, “Fingertips ‘93″. Pada tahun 1993 ini, single “Almost Unreal” yang menjadi soundtrack film dari video game terkenal, Mario Bross juga dirilis, namun tidak dimasukan kedalam album Tourism.

1994: Crash! Boom! Bang!

Crash! Boom! Bang! Merupakan album terbaik setelah album Joyride dan Look Sharp yang banyak memuat single yang mengesankan. Tampil semakin matang, membuat perbedaan yang mencolok di bandingkan dengan album terdahulunya. Sebut saja track pertama, “Harley Indians – Riders In The Sky” yang dibawakan dengan irama country rock dengan intro gitar yang mengesankan, berlanjut dengan single ballad Crash! Boom! Bang! yang terdengar gelap, misterius dan membuat penasaran. Jangan lewatkan single lain seperti “Fireworks”, “Run To You”, dan “ What She Like” A very highly recommended album.

1995–1998: Don’t Bore Us, Get to the Chorus! and Baladas En Español

Sukses merilis album Crash! Boom! Bang! hampir menjelang usianya yang kesepuluh, album kompilasi pertama, Don’t Bore Us, Get to the Chorus! dirilis pada Oktober 1995 dengan menempatkan single ballad yang sangat menusuk, “You Don’t Understand Me”, yang ditulis oleh Desmond Child. Pada tahun 1996, untuk kali pertama Roxette membawakan lagu-lagunya kedalam bahasa Spanyol, Baladas En Español, tidak mengecewakan, karena Marrie membawakannya dengan sangat lancar.

1999–2001: Have a Nice Day dan Room Service

Penurunan kualitas terjadi pada dua album terakhirnya ini. Terdapat perubahan yang cukup signifikan dari musik yang dibawakan, meski tidak terlalu banyak. Namun rupanya kritikan pedas cukup banyak dilontarkan terutama dari pengamat musik. Tahun 1999 duo Roxette ini merilis album Have a Nice Day. Meski tidak sukses di Amerika, namun dibeberapa negara Eropa mencapai posisi chart yang cukup memuaskan. Sebut saja beberapa single anadalannya seperti “Wish I Could Fly”, yang sekilas didengarkan seperti single “You Don’t Understand Me”, beberapa single lain yang asik untuk disimak yakni, “Anyone”, dan “Stars”. Berlanjut pada tahun 2001, album Room Service juga tampak begitu mengecewakan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa materi musiknya yang kurang berbobot. Meski begitu,”Real Sugar”, “The Centre of the Heart” dan “Milk and Toast and Honey”, masih sempat menduduki chart dan mendapat perhatian penggemar setianya. Sayangnya, album “Room Service” juga gagal melambungkan namanya kembali di Amerika.

2002–2006: Berbagai Album Kompilasi dengan 2 Singel Tambahan

Meski bisa dikategorikan sedikit “gagal” pada kedua album terakhirnya, hal tersebut bukanlah halangan bagi Marie dan Per Gessle untuk merilis berbagai macam album kompilasi meski tidak terlalu banyak penambahan materi baru pada setiap albumnya. The Balld Hits merupakan album kompilasi pertama yang dirilis tahun 2002, yang berisikan lagu-lagu mellow seperti “It Must Have Been Love”, “Spending My Time” hingga “Crash! Boom! Bang!”, serta ditambah dua lagu ballad yang cukup asik, “A Thing About You” dan “Breathe”. Sedangkan untuk The Pop Hits dirilis setahun berikutnya, tepatnya pada awal tahun 2003 dan berisikan materi lagu-lagu pop seperti “Joyride”, Fireworks” dan menambahkan dua single yang masih menarik untuk diikuti, seperti “Opportunity Nox” dan “Little Miss Sorrow’. Dan untuk yang terakhir kalinya pada tahun 2006, album kompilasi A Collection of Roxette Hits – Their 20 Greatest Songs! Dirilis kembali dan menambahkan 2 single, One Wish” dan “Reveal”


Pada tahun 2002 berita mengejutkan datang. Fredriksson ditemukan pingsan di dapurnya setelah menyelesaikan latihan; dan dokter menemukan dia menderita tumor otak. Frediksson menghabiskan tiga tahun menerima perawatan, dan menulis tentang "ketakutan" yang dia rasakan dalam rekaman solo berjudul, The Change.

Pada tahun 2005, Fredriksson mengatakan kepada surat kabar Aftonbladet Swedia bahwa perawatannya telah berhasil. "Sudah tiga tahun yang sangat sulit,  kini saya sehat," ujarnya. Selama sakit, penyanyi ini menjadikan kegiatan melukis selama perawatannya.

Dan secara mengejutkan, Roxette kembali ke panggung dengan Gessle di Amsterdam pada tahun 2008. Band ini kemudian mengadakan tur comeback yang laris manis di seluruh Eropa. Mereka juga merilis beberapa album baru . Hanya, pada tahun 2016 kegiatan ini terhenti. Sang vokalis Marie Frediksson kesehatannya kembali menurun dan dokter menyarankannya untuk berhenti tur.

Dalam otobiografinya, penyanyi itu berbicara tentang dampak kanker pada hidupnya."Akhirnya, rasanya seperti saya telah berdamai dengan cedera radiasi yang harus saya jalani. Begitulah yang terjadi," tulisnya dalam The Love Of Life.


Fredriksson juga menyebut, ia telah kehilangan bertahun-tahun karena penyakit ini.  “Itu juga menyedihkan karena usia. Tapi setiap hari aku merasa bersyukur bisa duduk di sini. Dan aku masih bisa bernyanyi,” ujarnya.

Penyanyi Roxette itu akhirnya memang harus pergi, meninggalkan penggemarnya,  Senin (9/12),  setelah kambuh penyakitnya. "Dan, Marie meninggalkan kita warisan musik yang agung," imbuh manajer Roxette Marie Dimberg.

TAGS:

Connected with us

@cityradio959

Contact us

Phone+6261 6622 628 (Kantor)
+6261 6622 629 (Studio)
Mobile, Whatsapp, Line+62819 888 959
LocationJl. Pembangunan I No. 6
Krakatau, Medan - 20238