Gojek memperkokoh posisi sebagai platform teknologi terdepan di Asia
Tenggara kebanggaan anak bangsa melalui pergantian logo (rebranding) yang diumumkan hari
ini di Jakarta. Perubahan logo ini merupakan tonggak sejarah baru yang menandai evolusi Gojek
dari layanan ride-hailing, menjadi sebuah ekosistem terintegrasi yang menggerakkan orang,
barang, dan uang.
“Pencapaian Gojek sejak aplikasi kami diluncurkan lima tahun lalu merupakan bukti
kepercayaan mitra, konsumen, partner bisnis, dan investor terhadap visi dan model bisnis yang
kami kembangkan. Kami tidak mungkin ada di sini tanpa dukungan jutaan mitra kami beserta
keluarga mereka, sekaligus ratusan juta konsumen kami yang telah mempercayakan berbagai
kebutuhan (transaksi) sehari-hari kepada layanan di platform Gojek,” ujar Kevin Aluwi,
Co-Founder Gojek dalam acara konferensi pers hari ini.
“Pertumbuhan Gojek sangatlah pesat sejak aplikasi kami diluncurkan. Dari Juni 2016 hingga
Juni 2019, jumlah transaksi yang diproses dalam platform kami melesat hingga 1.100%, atau 12
kali lipat. Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh peningkatan permintaan konsumen akan
layanan terintegrasi dari Gojek,” kata Kevin. Gojek yang dimulai dengan 20 mitra pengemudi, kini
telah bermitra dengan lebih dari 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu mitra merchant dan 60 ribu
penyedia jasa di Asia Tenggara.
Gojek, tambah Kevin, telah berevolusi dari sebuah call center menjadi sebuah ekosistem
teknologi yang menawarkan cara pintar untuk mengurangi tantangan yang masyarakat hadapi
dalam kehidupan sehari-hari. “Kami memanfaatkan teknologi, data dan pemahaman kami
mengenai pasar tempat kami beroperasi untuk menghadirkan inovasi dan kesempatan bagi
semua pihak di dalam ekosistem kami supaya bisa hidup lebih baik. Kami mengoptimalisasi
produk dan layanan, serta mempersonalisasi produk sesuai dengan preferensi tiap konsumen.
Saat ini di ekosistem kami sudah terdapat tiga aplikasi super yang saling berkaitan untuk
membantu konsumen, mitra dan merchant,” ungkap Kevin.
Di sisi aplikasi konsumen, yang awalnya hanya menyediakan 3 layanan, kini telah berevolusi
menjadi 22 layanan on-demand untuk berbagai kebutuhan. Bahkan, aplikasi Gojek juga menjadi
platform sosial saat memperkenalkan fitur chat antar pengguna bulan April lalu. Selain itu,
konsumen Gojek dapat dengan mudah memberikan tip secara cashless melalui fitur tipping.
Tercatat total tip yang diberikan melalui aplikasi Gojek hingga saat ini mencapai Rp 285 miliar.
Di sisi aplikasi mitra, teknologi Gojek juga berevolusi dari aplikasi mencari order menjadi
aplikasi yang tidak hanya mempermudah mitra mendapat dan menjalankan order, tetapi juga
membukakan akses pada berbagai produk finansial serta fitur keselamatan dan keamanan.
Sementara itu di sisi mitra merchant, platform Gojek telah berevolusi menjadi sebuah aset
digital untuk ekspansi bisnis dan naik kelas. “Teknologi yang kami tawarkan kepada merchant
dari hulu ke hilir. Kami menawarkan kemudahan perluasan pasar melalui GoFood, kemudahan
pembayaran, inventori, point of sale hingga kemudahan membuat promo sendiri,” kata Kevin.
“Sebagai sebuah platform dengan lebih dari dua puluh layanan on-demand, jutaan mitra driver
dan merchant, serta puluhan juta konsumen, banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan
untuk menyeimbangkan kebutuhan para mitra maupun konsumen. Guna memastikan kami
tetap memberikan pengalaman yang terbaik, Gojek terus memanfaatkan teknologi terkini
termasuk teknologi machine learning dan artificial intelligence untuk membangun sistem alokasi
pintar. Dengan sistem alokasi yang canggih dan pintar ini, terjadi peningkatan signifikan di sisi
pengalaman driver dan juga konsumen, mulai dari penurunan tingkat pembatalan hingga
utilisasi, serta peningkatan dispatch time.
Andre Soelistyo, Presiden Gojek Grup dalam kesempatan yang sama menyatakan keandalan
teknologi dan model bisnis ekosistem yang dikembangkan Gojek membuat aplikasi
kebanggaan merah putih ini terus memimpin di Indonesia - pasar terbesar di Asia Tenggara.
“Kami memulai layanan dengan ride-hailing tapi hanya dalam waktu singkat kami telah
berevolusi menjadi yang terdepan di layanan transportasi, pesan-antar makanan, pembayaran
digital, logistik, serta layanan merchant,” kata Andre.
Data yang dilansir Nikkei, media Jepang, menyebutkan jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di
Indonesia paling banyak dibandingkan dengan aplikasi on-demand lainnya. Data yang sama
juga menyebutkan bahwa jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di Indonesia setara dengan
jumlah pengguna aktif bulanan aplikasi ride-sharing terbesar dunia di Amerika. Data ini juga
diperkuat dengan hasil survei terbaru dari Alvara Research Center yang mengatakan bahwa tiga layanan Gojek yaitu transportasi, pesan-antar makanan, dan pembayaran digital menjadi pilihan
milenial nusantara .
“Tidak hanya di Indonesia, di negara-negara lain tempat kami berekspansi, Gojek mendapatkan
sambutan hangat. Keputusan kami menggabungkan teknologi Gojek dan pengetahuan
mendalam tim lokal terbukti sukses. Di Vietnam, Thailand, dan Singapura kehadiran kami
ditunggu-tunggu oleh konsumen dan mitra driver karena bisa memberikan pilihan,” kata Andre.
Logo baru lambangkan kekuatan ekosistem Gojek sekaligus apresiasi kepada
pengguna dan mitra
Nadiem Makarim, Founder dan CEO Gojek Grup mengatakan, “Kehadiran logo baru ini diilhami
oleh perjalanan Gojek yang telah berhasil menjadi platform teknologi terdepan di Asia Tenggara.
Logo baru ini melambangkan alasan utama hadirnya Gojek, yaitu memecahkan masalah melalui
teknologi.”
“Logo ini melambangkan satu tombol untuk semua. Di lain pihak, lingkaran di logo baru ini
mewakili ekosistem Gojek yang semakin solid memberikan manfaat untuk semua. Logo ini
mewakili semangat kami untuk selalu menawarkan cara pintar dalam mengatasi tantangan
yang dihadapi para pengguna untuk hidup yang lebih mudah bagi konsumen, untuk akses
pendapatan tambahan yang lebih luas bagi mitra, untuk peluang pertumbuhan bisnis yang pesat
bagi para merchant, dan masih banyak lagi. Dengan Gojek #PastiAdaJalan, itu intinya,” kata
Nadiem.
Selain itu, logo baru ini tetap menempatkan mitra di posisi istimewa. Sebagai contoh, jika
diperhatikan, logo ini menyerupai ikon driver yang terdapat di fitur layanan GoRide di aplikasi
Gojek. “Kami bangga dengan para mitra Gojek yang mampu berkembang bersama kemajuan
teknologi, sehingga mereka bisa diandalkan oleh semua lapisan masyarakat kapan pun, di
mana pun. Mereka berperan aktif dalam menggerakan pertumbuhan ekonomi digital dengan
membantu mempermudah hidup jutaan masyarakat setiap hari,” lanjut Nadiem.
Dengan logo baru, Gojek akan terus berinovasi menghadirkan berbagai cara pintar mengatasi
tantangan yang dihadapi dan terus memberikan dampak sosial dan ekonomi nyata bagi
masyarakat sekaligus membangun posisi Indonesia sebagai hub teknologi di Asia Tenggara.