Keinginan untuk memiliki hidup lebih baik dan nyaman membuat kebanyakan orang terutama generasi milenial berlomba-lomba dapat tampil hidup mewah dan terkini.
Tidak jarang banyak yang memilih jalan pintas dan memilih untuk berutang dari pada harus menunggu dan menabung.
Dilansir dari laman CNBC, Kamis (10/1/2019), menurut data dari Northwestern Mutual's 2018 Planning & Progress Study, generasi milenial berusia 18-34 tahun memiliki utang terbanyak sepanjang tahun lalu.
Generasi milenial memiliki utang sekitar USD 32.000 atau setara Rp 448,95 juta (kurs rupiah 14.029 per dolar AS). Jumlah tersebut belum termasuk htang kredit pemilikan rumah (KPR) yang dimilikinya.
Selain itu, menurut CreditCards.com, lebih dari 60 persen generasi milenial yang memiliki utang, tidak tahu kapan hutang tersebut akan lunas. Jumlah tersebut termasuk 42 persen generasi milenial yang tidak tahu apakah utang tersebut akan lunas atau tidak.
Sisanya hampir 20 persen berharap meninggal saja dibanding harus melunasi hutang tersebut. Berdasarkan data, seseorang berusia 18-30 tahun terutama terjebak dengan utang kartu kredit. Sekitar 79 persen mengatakan berencana untuk hapus utang kartu kredit. Rata-rata, mereka mengharapkan dapat bebas utang pada usia 43 tahun.
Oleh karena itu, masih banyak kaum muda yang juga terjebak utang. Selain generasi milenial, ternyata banyak juga orang tua yang memiliki utang dengan dalih untuk membiayai kebutuhan hidup, bahkan untuk biaya sekolah anak.
Utang bagi mereka seperti hukuman seumur hidup, tapi menurut Ted Rossman pengamat industri CreditCards.com tidak membenarkan itu.
Dia menilai, "semua orang dapat keluar dari utang" asal bekerja keras dan memiliki perencanaan yang tepat.
Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/3867348/generasi-milenial-paling-banyak-berutang