Ratna Sarumpaet diusir keluarga korban kapal tenggelam di Danau Toba,
Samosir, Sumatera Utara, karena membuat keonaran, saat ada dialog
keluarga korban dengan Menteri Koordiantor Maritim, Luhut Binsar
Panjaitan.
Menurut Ratna, dia bukan mau membuat onar. Tetapi,
ingin menyampaikan keberatannya atas rencana penghentian pencarian
korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.
Sebab, menurut Ratna,
seharusnya operasi pencarian tak dihentikan sampai seluruh jasad seluruh
penumpang yang hilang bisa ditemukan dan dievakuasi dari dasar danau.
"Kalau
waktu pencarian kita hitung kemarin, sudah lebih dari 12 hari. Tetapi,
ketika waktu itu saya lihat mereka bicara di beberapa TV mengatakan, ada
wacana pencarian akan dihentikan. Saya pribadi langsung gusar dan saya
putuskan, Aku berangkat deh dan saya berangkat kemarin ke sini," kata
Ratna, Senin petang di Medan, Senin 2 Juli 2018.
Ratna mengklaim,
kehadirannya di Pelabuhan dan Posko Terpadu di Tigaras, di waktu yang
tepat, dengan kondisi Basarnas dan Tim SAR Gabungan akan melakukan
penghentian pencarian ratusan korban yang masih dinyatakan hilang hingga
saat ini.
"Kalau buat saya, cara melihat persoalan kemanusiaan
seperti itu. Makanya kemarin, saya berangkat. Apa adanya bawa tenda dan
bantuan apa yang bisa kita berikan. Tetapi, ternyata bantuan yang paling
penting menurut saya advokasi," kata Ratna.
Sang aktivis itu
mencoba mencari keberadaan keluarga korban untuk dilakukan advokasi,
agar pencarian para korban tetap dilakukan. Apalagi, sejumlah titik
keberadaan diduga korban dan bangkai Kapal Sinar Bangun sudah ditemukan.
"Baru
kita tahu, rupanya rapat di Kantor Bupati dan itu di rapat ternyata
sudah diputuskan pencarian akan dihentikan. Dengan diberhentikannya,
akan diberikan asuransi per satu nyawa Rp60 juta. Lalu, akan dibangun
monumen supaya nanti ziarah ke monumen," kata Ratna.
Ratna
menilai, nyawa manusia tidak bisa diganti materi berupa uang santunan.
Kemudian, ia mengungkapkan, tidak semudah itu Pemerintah untuk
memutuskan penghentian pencarian korban dan keluarga korban diminta
untuk mengikhlasinya.
"Kalau buat aku, itu menggampangkan banget.
Mana mungkin, karena kayak mana sih kita mengukur nyawa manusia. Kita
harus ingat bentul, kejadian di Danau Toba itu bukan bencana alam. Itu
bencana yang terjadi, karena kesalahan manusia, termasuk kesalahan
penumpang. Tetapi, terutama kesalahan pemerintah dalam mengawal
peraturan, dan pelayanan," kata Ratna.
Sumber : https://today.line.me/id/pc/article/Diusir+karena+Bikin+Onar+Ini+Alasan+Ratna+Sarumpaet+ke+Toba-anvYko