Takut Jomblo, Semakin Banyak Orangtua Jepang Jodohkan Anak Mereka

20 February 2018 990 Viewed

Dalam beberapa waktu terakhir semakin banyak jumlah orangtua di
Jepang yang berkomitmen untuk mencarikan anak-anak mereka jodoh. Dikutip
dari Japan Times, mereka niat datang ke pesta perjodohan agar si anak tidak berakhir menyendiri.


1. Menariknya, target perjodohan justru tidak ikut datang

unsplash.com/Sorasak

Salah
satu pesta perjodohan yang diikuti cukup banyak orangtua terjadi pada
pertengahan Januari lalu. Mereka mendatangi acara yang diselenggarakan
oleh agen perjodohan, Living Marriage, di sebuah hotel. Dengan berbekal
biodata lengkap dari anak-anak mereka, lebih dari 60 orangtua dengan
hati-hati mengamati dan mencari calon menantu potensial.


Kemudian,
jika sudah ada yang cocok, mereka akan berbincang dengan orangtua
kandidat. Tak jarang satu individu diminati oleh banyak orangtua
sehingga harus mengantri. Ini semua dilakukan oleh para orangtua tanpa
kehadiran anak-anak mereka yang disebut tengah sangat sibuk.


2. Setiap orangtua wajib membayar sekitar Rp 1,3 juta

unsplash.com/Aaron Burden

Usaha
untuk mencari jodoh tidak gratis. Setiap acara perjodohan yang
diselenggarakan "biro cinta" mewajibkan peserta untuk membayar
setidaknya Rp 1,3 juta. Durasi acaranya berlangsung selama sekitar dua
jam. Selain uang, syarat lain untuk mengikuti acara tersebut adalah
orangtua harus mendapat izin dari si anak yang dijodohkan.


Menurut
salah satu orangtua, ia tak ingin anaknya hidup sendiri seperti
mayoritas pemuda Jepang lainnya. "Aku ingin putriku menemukan seseorang
yang bisa ia ajak tinggal bersama dalam sebuah hubungan yang saling
mendukung," kata Sachiko Fukazawa yang berusia 64 tahun. Ia mengaku
anaknya berumur 38 tahun dan sangat sibuk.


3. Jumlah populasi Jepang yang tak berpasangan kian meningkat

unsplash.com/Alexandre Chamboon

Pada
2015 lalu, sebuah penelitian yang dilakukan pemerintah mengungkapkan
bahwa satu dari empat pria serta satu dari tujuh wanita Jepang tak
menikah hingga usia 50 tahun. Kemudian, sebuah survei pada 2016
menunjukkan hampir 70 persen pria berusia 18 hingga 34 tahun tidak
menikah. 60 persen wanita di kategori umur yang sama juga menjomblo.


Kekhawatiran
pemerintah akan menurunnya populasi serta ketakutan para orangtua bahwa
anak mereka akan hidup sendiri membuat industri perjodohan tumbuh
subur. Bukan hanya dari sektor swasta, negara pun ikut serta mencarikan
jodoh untuk warganya. 


Seperti dilaporkan CNN, hampir semua
pemerintah lokal di Jepang memiliki caranya sendiri untuk mendukung
warga agar segera menikah. Pemerintah daerah Fukui adalah yang pertama
memiliki layanan kencan online pada 2010. Selain Fukui, pemerintah
daerah Hiroshima juga sukses mempertemukan 15 pasangan dalam setahun.


Sumber : https://today.line.me/ID/pc/article/Takut+Jomblo+Semakin+Banyak+Orangtua+Jepang+Jodohkan+Anak+Mereka-MMnKOw


TAGS:

Connected with us

@cityradio959

Contact us

Phone+6261 6622 628 (Kantor)
+6261 6622 629 (Studio)
Mobile, Whatsapp, Line+62819 888 959
LocationJl. Pembangunan I No. 6
Krakatau, Medan - 20238