Jauh dan terpencil, dua kata itulah yang mengambarkan letak kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Pinogu terletak di tengah hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
Dibutuhkan fisik yang prima jika hendak menuju ke Pinogu. Selain
terpencil dan terjal, akses jalan yang rusak ke kecamatan itu semakin
mempersulit warga yang lewat.
Anda punya dua alternatif untuk mencapai daerah itu, yaitu berjalan
kaki dan menyewa jasa ojek lokal yang disebut kijang. Kendaraan roda
empat sama sekali tak bisa melintas.
Jika ingin berjalan kaki ke Pinogu, dibutuhkan waktu selama 8 jam
perjalanan menembus hutan. Waktu tempuh bisa lebih lama jika pejalan
kaki banyak beristirahat selama perjalanan. Menyewa ojek merupakan alternatif satu satunya bila ingin tiba lebih cepat ke Pinogu.
Pengendara ojek biasanya dapat dengan mudah ditemui di Tulabolo, desa
terakhir yang bisa di lalui oleh kendaraan roda empat. Sulitnya medan
yang harus ditempuh membuat harga sewa ojek bahkan bisa setara dengan
tiket pesawat Gorontalo – Jakarta.
"Kalau tidak becek, harganya paling murah Rp 800 ribu. Namun kalau
sudah musim hujan, sewanya bisa Rp 1 juta," kata Trisrahman Bende, yang
sejak 2011 telah berprofesi sebagai kijang.
Dia mengatakan hanya pengendara ojek
yang sudah berpengalaman dan memiliki keterampilan mumpuni yang bisa
menaklukkan jalan ke Pinogu. Motor yang dipakai juga harus dimodifikasi
sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan kondisi jalan.
Keluhan Bupati Bone Bolango
Bupati
Bone Bolango, Hamim Pou membenarkan parahnya jalan ke wilayah itu.
Usaha pengerjaan jalan sudah diupayakan sejak lima tahun terakhir, namun
minimnya anggaran yang tersedia membuat Pemkab Bone Bolango baru bisa
menyelesaikan sembilan kilometer jalan dari 40 kilometer total jarak ke
Pinogu.
Dia mengeluhkan selama ini pihaknya nyaris sendirian dalam
menyelesaikan persoalan jalan itu tanpa adanya bantuan dari Pemprov
Gorontalo dan pemerintah pusat, seperti Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Ada sekitar 4000 warga di sana. Mereka belum sepenuhnya menikmati
kemerdekaan, kemampuan kami terbatas. Andaikan ada kolaborasi antara
Pemprov Gorontalo, pemerintah pusat, dan Pemkab Bone Bolango, maka dua
atau tiga jalan Pinogu bisa selesai," tutur Hamim.
Ia mengatakan, izin kewenangan pembangunan jalan ada di KLHK.
Kementerian hanya mengizinkan Pemkab Bone Bolango membangun jalan rabat
beton dengan lebar 2 meter, padahal potensi alam di Pinogu terkenal
dengan pertanian organik sehingga diperlukan akses jalan yang lebih
baik.
"Terus terang kami kecewa karena tidak mendapat dukungan yang memadai
ke pemprov gorontalo dan pemerintah pusat untuk merintis jalan ke
Pinogu," keluh Hamim.
Meski demikian, dia mengatakan pemkab tahun ini sudah kembali
menganggarkan sebanyak Rp 5 miliar untuk mempercepat pengerjaan jalan ke
Pinogu. Ia menargetkan sebelum 2020, Pemkab Bone Bolango akan berusaha
agar proyek jalan rabat beton bisa selesai.
"Kita juga beli satu unit mini eskavator untuk mengerjakan jalan ke
pinogu. In sya Allah, kita juga berharap pemprov maupun pemerintah pusat
juga mau ikut menganggarkan pengerjaan jalan di tahun 2019 nanti," ujar
Hamim.
Sumber : http://regional.liputan6.com/read/3218901/tarif-ojek-ke-2-daerah-ini-setara-tiket-pesawat-jakarta-gorontalo