Orang Indonesia Masuk Daftar Wanita Paling Berpengaruh Dunia 2017

20 December 2017 1147 Viewed

15 Wanita Tangguh Ini Berhasil Taklukan Gunung Bersalju Bolivia

berupaya mengulas orang-orang berpengaruh dari seluruh dunia, tentunya orang biasa yang mungkin belum pernah didengar pembaca.
The New York Times milik Saturday ProfileSejak didirikan pada tahun 2002, rubrik

Tokoh yang diangkat biasanya mempunyai pengalaman menarik, berbeda
dan mampu melakukan hal-hal luar biasa untuk lingkungan sekitarnya.
Perubahan.


Orang tersebut biasanya tidak terlibat dalam sistem pemerintahan,
tidak terjun di dunia akting untuk melakoni peran sebuah film layar
lebar, atau penulis buku. Subjek yang biasa diangkat dalam Saturday Profile, bisa saja, dia yang baru keluar dari penjara atau dia yang baru saja menulis novel ke-1.547-nya.



Tahun ini, Saturday Profile mengulas para perempuan yang
pernah mengalami pengalaman buruk dalam hidupnya, seperti misal
kekerasan, pelecehan seksual atau sejenisnya. Beberapa di antaranya
menceritakan tentang momen #MeToo. Akan tetapi, mereka tidak menyerah
pada kehidupan dan mengucilkan diri.



Dengan pengalaman pahit yang menimpanya, mereka bangkit dari
keterpurukan dan berusaha membantu orang lain, terutama mereka yang
mengalami kejadian serupa.



Seperti misal kisah Henda Ayari, seorang warga negara Prancis yang
tinggal di kawasan Afrika Utara. Henda merupakan seorang aktivis
anti-Salafi. Dia mengaku telah diperkosa oleh seorang profesor ternama
dari Oxford University.



Menteri Luar Negeri Swedia, Margot Wallstrom, seorang pendukung "kebijakan luar negeri feminis", 'blak-blakan' kepada jurnalis New York Times
tentang pelecehan yang dialaminya saat masih muda. Kala itu, ia dipaksa
berhubungan badan oleh kekasihnya dan selama ini dia bungkam atas
insiden itu.



Profil favorit New York Times tahun ini adalah kisah Yu
Xiuhua, yang kini menjadi salah satu penyair China yang karyanya paling
banyak dibaca. Dia adalah penderita cerebral palsy (lumpuh
otak) dan tinggal di sebuah kawasan peternakan selama 41 tahun. Dia
gemar menulis, meski tak lulus SMA. Bahkan, dia mengaku bisa menulis
sebelum bisa membaca.



Sekarang, dia kerap diundang ke berbagai acara untuk menjadi
pembicara utama, seperti misal di Stanford University. Meski demikian,
dia menolak dibandingkan dengan Emily Dickinson.



Kesebelas perempuan paling berpengaruh di dunia yang masuk dalam majalah New York Times,
Selasa 20 Desember 2017 -- salah satunya datang dari Indonesia --
adalah Manal al-Sharif, Emma Morano, Margot Wallstorm, Henda Ayari,
Olive Yang, Asli Erdoğan, Letizia Battaglia, Yu Xiuhua, Alice
Schwarzer, Maryam Sharif, dan istri dari mendiang Gus Dur Sinta Nuriyah.



Berikut kisah lima di antara 11 wanita paling berpengaruh di dunia untuk tahun 2017:


1. Manal al-Sharif



Manal
Al-Sharif adalah seorang aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan
di negara asalnya, Arab Saudi. Pada bulan Mei 2011, Al-Sharif memfilmkan
dirinya mengendarai mobil di Saudi, dimana seluruh kaum hawa dilarang
mengemudi.


Dia mengunggah videonya di YouTube, meminta para wanita untuk
berpartisipasi dalam kampanyenya "Women2Drive" pada tanggal 17 Juni
tahun itu. Viral, video tersebut diputar lebih dari 700.000 kali dalam
satu hari. Tapi kemudian, dia dipenjara selama sembilan hari karena
kampanyenya itu.


Al-Sharif diakui sebagai salah satu dari "100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia" oleh Arabian Bussines. Dia
juga dianugerahi Vaclav Havel Prize untuk kategori Creative Dissent
dalam acara Oslo Freedom Forum. Al-Sharif adalah konsultan keamanan IT
wanita pertama di Saudi.


Dia bekerja untuk perusahaan minyak Saudi, Aramco, selama 10 tahun.


2. Margot Wallstrom



Margot
Wallström,  adalah salah satu diplomat top Swedia. Selama masa
jabatannya di PBB, dia membanggakan anggota lainnya karena "vokal"
meyuarakan hak-hak para perempuan di dunia, termasuk mereka yang
dianiaya, diperkosa, dan disiksa.


Sebagai seorang Menteri Luar Negeri Swedia, Margot Wallstrom berhasil
melepaskan diri dari kekerasan yang mencengkeramnya pada usia 20-an.
Dia kemudian mengubah pandangan hidupnya mengenai posisi perempuan di
mata lelaki.



3. Henda Ayari



Henda
Ayari menciptakan "badai" saat dia mengecam gerakan Islam radikal.
Dalam kampanye #MeToo, dia mengaku telah diperkosa oleh seorang profesor
Oxford University, Tariq Ramadan.


Ayari menuduh Ramadan, yang juga cucu pendiri Ikhwanul Muslimin,
memperkosa dan melakukan pelecehan seksual di kamar hotel di Paris pada
tahun 2012. Sementara itu, pengacara dari pihak Ramadan mengatakan bahwa
kliennya menolak tuduhan tersebut. Ia mengajukan keberatan dan
menyebutnya sebagai fitnah.


Ayari yang kini berusia 40 tahun telah menjadi penulis. Wanita
keturunan Tunisia-Aljazair itu saat ini memimpin Libératrices, sebuah
badan amal pendukung perempuan yang mengalami kasus kekerasan, serta
ditundukkan oleh ekstremisme Islam.


Ayari baru-baru ini menulis sebuah buku berjudul "I Chose to be Free"
tentang pelariannya dari Salafisme di Prancis. Dalam buku itu, Ayari
menyebutkan seorang intelektual Islam yang memperkosanya dan menyebutnya
sebagai "Zubair". Ternyata intelektual Islam tersebut -- menurut
klaimnya -- tak lain adalah Tariq Ramadan.


Ayari telah menerbitkan buku itut untuk menceritakan kisah hidupnya,
tentang bagaimana dia memutuskan untuk meninggalkan Salafi dan
melepaskan jilbabnya agar bisa hidup sebagai seorang Muslim yang
"bebas".



4. Aslı Erdoğan



Aslı
Erdoğan adalah seorang novelis terkenal dan aktivis hak asasi manusia
di Turki. Dia juga seorang kolumnis untuk surat kabar Özgür Gündem,
seorang oposisi pro-Kurdi, dan anggota dewan penasehat. Pada tanggal 16
Agustus 2016, Erdoğan ditahan oleh polisi Istanbul. Penahanannya
terjadi bersamaan dengan penangkapan lebih dari 20 jurnalis Özgür Gündem.


Pada tanggal 23 November 2016, sebuah pengadilan di Istanbul
menjatuhkan tuntutan untuk melawan Erdoğan. Namun, tuduhan terorisme
masih diberlakukan untuknya dan dakwaan tersebut membuat dirinya
dijatuhi hukuman seumur hidup.


Pada tanggal 29 Desember, saat persidangan dibuka, Erdoğan mendapat
pembebasan bersyarat. Dia dibebaskan dengan syarat dilarang bepergian
pada malam hari.


Larangan perjalanan tersebut kemudian dicabut untuk dua orang, yaitu
Erdoğan dan rekannya Necmiye Alpay pada 22 Juni 2017. Tanggal
persidangan berikutnya ditetapkan pada 31 Oktober 2017.


Selama mendekam dalam tahanan, Aslı Erdoğan kerap menulis tentang
isu-isu kontroversial seperti penyiksaan, pelanggaran hak asasi manusia
di penjara, kekerasan terhadap perempuan, dan hak Kurdi.


Özgür Gündem didirikan pada tahun 1992 dan sering melaporkan
konflik Kurdi-Turki. Koran tersebut sering diselidiki dan dibredel.
Banyak wartawannya ditangkap oleh otoritas setempat.



5. Sinta Nuriyah

Semasa
hidupnya, mantan ibu negara Sinta Nuriyah dinilai sebagai feminis yang
aktif menyebarluaskan toleransi. Dia adalah istri dari Presiden RI ke-4
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.


Sinta Nuriyah merupakan pendiri sekaligus pengelola Puan Amal Hayati,
sebuah lembaga sosial-kemanusiaan yang memiliki kepedulian terhadap
pemberdayaan kaum perempuan dan anak. Lembaga yang didirikan di Jakarta 3
Juli 2000 ini banyak fokus pada kampanye dan upaya penghapusan
kekerasan terhadap perempuan dan anak.


Aktivitas Sinta Nuriyah memang tak bisa dipisahkan dengan aktivitas
suaminya. Meskipun Gus Dur telah meninggal, Sinta tetap konsisten
seperti suaminya yang selalu menyuarakan Hak Asasi Manusia, pemberdayaan
perempuan, dan kebebasan beragama.


Ia juga bergabung dalam beberapa organisasi, yaitu menjadi anggota
Kongres wanita Indonesia (Kowani) dan anggota Komite Nasional Kedudukan
wanita Indonesia (National Commission on the Status of Women).


Sumber : http://global.liputan6.com/read/3201730/orang-indonesia-masuk-daftar-wanita-paling-berpengaruh-dunia-2017?medium=Headline&campaign=Headline_click_1

TAGS:

Connected with us

@cityradio959

Contact us

Phone+6261 6622 628 (Kantor)
+6261 6622 629 (Studio)
Mobile, Whatsapp, Line+62819 888 959
LocationJl. Pembangunan I No. 6
Krakatau, Medan - 20238