Penggunaan drone untuk memotret atau mengambil video dari udara sudah
biasa. Di Belanda, robot drone sedang diuji coba digunakan untuk
menggantikan ambulans bagi pasien serangan jantung.
Penelitian
mengungkap drone mampu mencapai pasien serangan jantung lebih cepat dari
ambulans. Dalam ujicoba yang dilakukan pada 18 pasien serangan jantung,
robot drone datang 17 menit lebih cepat daripada ambulans.
"Drone
ini diluncurkan dari kantor pemadam kebakaran, dan hanya butuh waktu 5
menit untuk mencapai tujuan, jauh lebih cepat daripada ambulans yang
menggunakan mobil," ungkap pencipta drone Alec Momont dari Delft
Technical University, Belanda, dikutip dari AFP.
Drone dengan warna kuning berbalut strip merah ini membawa alat pacu
jantung atau defibrilator yang merupakan alat pertolongan pertama bagi
pasien serangan jantung. Beratnya pun cukup ringan, hanya 4 kilogram,
dan memiliki kecematan maksimal hingga 100 km/jam.
Meski begitu,
adanya drone ini merupakan terobosan baru di dunia kesehatan. Semakin
cepat pasien serangan jantung mendapat pertolongan pertama, semakin
tinggi pula kemungkinannya terhindar dari risiko fatal dan kematian.
Dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah RS Pusat Jantung Nasional Harapan
Kita, dr Isman Firdaus, SpJP, MD, mengatakan gejala utama serangan
jantung adalah rasa nyeri di dada disertai dengan munculnya banyak
keringat atau keringat dingin. Rasa nyeri ini juga disertai dengan
penjalaran seperti ke rahang, punggung, ulu hati, dada kiri atau ke
pundak.
"Gejala tersebut di antaranya sakit dada atau dada terasa
tidak nyaman dengan berbagai macam ungkapan. Misalnya rasanya seperti
disayat, dada berat, dada seperti diikat, terbakar, ditusuk, atau
sesak," ungkap dr Isman.
Sumber : Detik.com