City Radio - Jika dahulu, tekhnologi masih dikenal masyarakat khsusnya kelas bawah sebagai sesuatu yang awam, sesuatu yang mahal dan sesuatu yang dimiliki oleh kalangan atas. Namun di zaman digital seperti sekarang ini, perkembangan tekhnologi sudah semangkin pesat. Penggunaannya pun menjadi prioritas bagi seluruh kalangan masyarakat, tidak hanya kelas atas, namun kelas menengah dan kelas bawah butuh akan perkembangan tekhnologi.
Bahkan bagi kalangan yang hidup di pelosok perkampungan, perkembangan tekhnologi sangat dibutuhakan. Tidak hanya sebagai sarana komunikasi namun juga untuk menunjang aktivitasnya. Maka dari itu, seluruh penyedia jasa berlomba-lomba memanfaatkan tehknologi yang ada dalam memberikan layanannya ke masyarakat. Tak terkecuali industry jasa keuangan seperti perbankan.
Direktur Utama PT Bank Sumut, Edie Rizliyanto mengatakan pemerintah telah melounching program transformasi BPD. Tujuannya agar kualitas pelayanan, SDM serta sarana prasarana yang ada ditingkatkan.
“sebagai bank yang focus diwilayah kerja Sumatera Utara, peningkatan kualitas layanan sejalan dengan rencana pemerintah melouncing transformasi BPD. Transformasi BPD ini merupakan bagian dari rencana pemerintah menata industry jasa keuangan pemerintah. BPD Indonesia yang jumlahnya 26 akan di grouping dibawah pengawasan OJK. Kita semua harus menyadari makanya pihaknya akan meningkatkan kompetensi internal, penguatan system sebab tekhnologi menjadi tulang punggung bisnis,” ungkapnya.
Edie menambahkan sebelum memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) keuangan tahun 2020, seluruh industry jasa keuangan harus mempersiapkan diri. Maka dari itu, Bank Sumut akan bersiap siap mingkatkan 3 hal, yakni bank yang kuat, kompetitif dan kontributif.
“jangan sampai bisnis yang ada di daerah diambil asing. Makanya dibuat transformasi bpd. System teller, SOP, strandart layanan dan peningkatan kompetensi SDM untuk seluruh BPD di Indonesia akan sama. Tujuan akhirnya agar BPD menjadi bank terbesar nomor 2 di Indonesia setelah bank BUMN,” jelasnya.
Untuk mendukung program peningkatan tekhnologi, Bank Sumut pun memperbaharui system SMS banking yang sudah ada, namanya adalah New SMS Banking Bank Sumut. Ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Layanan ini dapat digunakan nasabah baik melalui teknologi USSD maupun aplikasi pada ponsel pintar iOS dan Android.
Direktur Pemasaran PT Bank Sumut, Ester Junita Ginting mengatakan Bank Sumut terus menerus meningkatkan produk dan fitur sms bankingnya karena profil nasabah Bank Sumut yang berada di daerah lebih mudah mengakses transaksi melalui sms banking berbasis telekomunikasi dibandingkan internet banking.
“itu sesuai dengan tujuan BPD, untuk mendukung seluruh kebutuhan masyarakat dan nasabah. Seluruh transaksi di mesin ATM Bank Sumut bisa dilakukan hanya melalui sms banking,” paparnya.
Pembaruan layanan SMS Banking ini bisa digunakan untuk transaksi finansial dan non finansial. Nasabah dapat mendaftarkan nomor poneselnya untuk mengaktifkan aplikasi ini. “New SMS Banking Bank Sumut dapat digunakan nasabah mulai dari membayar listrik, tagihan PDAM Tirtanadi, transfer dana, isi pulsa serta lainnya tanpa harus datang ke ATM atau kantor pelayanan kas Bank Sumut,” jelasnya.
Selama ini, Bank Sumut sudah menjadi satu satunya bank yang bisa melakukan pembayaran PBB melalui onlie, sehingga nasabah akan sangat terbantu. Bahkan kedepan pihaknya berkomitmen agar nasabah bisa memperpanjang pajak STNK hanya melalui sms banking Bank Sumut. “untuk itu saya menghimbau agar masyarakat sumatera utara bangga dan memanfaatkan keberadaan bank sumut. Saat ini jumlah nasabah bank sumut mencapai 2 hingga 3 juta rekening, sementara jumlah masyarakat Sumatera Utara sekitar 14 juta jiwa. Maka dari itu, potensi Bank Sumut menambah nasabah masih sangat besar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Pemimpin Divisi Dana dan Jasa Bank Sumut Syahdan Ridwan Siregar menargetkan hingga akhir tahun 2016 ini, pihaknya mampu manarik 30 ribu nasabah sudah memanfaatkan aplikasi ini. Nasabah dapat mengakses teknologi USSD dengan kode *141*117#. “ada dua menu utama yang dapat nasabah temui ketika bertransaksi melalui New SMS Banking Bank Sumut yakni notifikasi saldo dan bill presentment. Untuk payment, nasabah bisa membayar berbagai tagihan seperti tagihan telepon, TV berlangganan, dan PDAM Tirtanadi. Untuk purchase nasabah yang menggunakan Telkomsel bisa mengisi ulang pulsa langsung melalui ponsel sendiri. Sedang untuk Bill presentment memuat layanan payment, transfer dan purchase,” tambahnya.
Sementara itu, General Manager Banking Sales Telkomsel Rudyanto Herlambang menjelaskan Telkomsel sudah menjalin kerjama untuk SMS banking dengan 54 perbankan yang ada, baik nasional maupun BPD.
“Langkah ini merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memperkuat penetrasinya di Sumut. Apalagi jalinan kerjama dengan Bank Sumut sudah lama, sejak tahun 2009. Namun kita melihat bahwa harus ada inovasi untuk meningkatkan kenyamanan kepada nasabah maka itu kita buat aplikasi terbaru New Sms Bank Sumut,” jelasnya.
Mengenai biaya, Rudyanto menjelaskan tarifnya hanya Rp1500 pertransaksi. Ini dianggap murah dibandingkan nasabah yang harus parkir, menyediakan waktu dan tenaga untuk melakukan transaksi di layanan keuangan bank atau ATM.
Demi terwujudnya program transformasi BPD yang ideal, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar, Otoritas Jasa Keuangan telah meminta agar setiap BPD melampirkan program kerjanya secara tahunan.
“ transformasi BPD ini merupakan program yang baru, kami masih terus melakukan evaluasi. Transformasi yang diharapkan mulai dari permodalan, teknologi, SDM serta BCG nya,” ungkap kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional V Sumatera Bagian Utara, Lukdir Gultom.
Menurut Lukdir, pihaknya akan melakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali terhadap program yang diajukan BPD, termasuk Bank sumut. “jika ada yang kurang tepat kita minta dibenahi. Jika ada yang belum maksimal, akan kita minta dioptimalkan,’’ pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara, Difi Ahmad Johansyah menilai jika perbankan ingin berkembang, khususnya Bank Pembangunan Daerah, maka harus berani membuka diri ke public atau Go Publik. Sebab akan lebih mudah mengatur dan menentukan mau dibawa kemana perbankan tersebut.
“kalau BPD mau berkembang, melalui transformasi BPD ini, silahkan go public. Jika sudah banyak modal dan asset yang dimiliki, investasikan ke tekhnologi. Yakinlah bank itu akan maju pesat dan berkembang,” tutupnya. (Tri Kurniawan/Medan)