City Radio - Dimata masyarakatnya, kokohnya kota ini tidak begitu dianggap. Puluhan bangunan pencakar langit tengah dibangun di kota ini sejak tidak beroperasinya bandara polonia medan. Pembangunan merajalela, gedung gedung pencakar langit menjulang tinggi. Namun impian dan angan masyarakatnya tidaklah setinggi gedung yang ada. Masyarakat hanya membutuhkan pelayanan public yang memadai dan manusiawi. Jalan jalan tidak lagi berlubang, kesemrautan tidak lagi terjadi. Banjir tidak lagi menghantu masyarakat. Itulah impian sederhana masyarakat. Kuncinya, adalah tata kota dan perencanannya yang baik dan matang.
Perencanaan tidak begitu saja bisa tersusun tanpa adanya pengalaman dan keseriusan. Selagi para pemangku kepentingan hanya memikirkan diri sendiri dan kelompoknya, maka angan tinggallah angan.
Banjir, masih menghantui warga pinggir sungai. Saat intensitas hujan tinggi, kota ini selalu digenangi air. Pemandangan itu tidak hanya dapat dilihat dibahu jalan, bahkan ada juga yang masuk hingga kerumah warga. Penyebabnya, pengelolaan drainase yang tidak memadai. Penyempitan dan pendangkalan sungai dan drainase turut menyumbang. Tata kota dan kawasan hijau tidak terpenuhi. Padahal, sesuai aturan kawasan hijau minimal 30 persen dari kawasan yang ada. Namun Medan tidak lebih dari 1 Persen kawasannya yang termasuk kawasan hijau.
Bukan hanya itu, masalah macet dan jalan rusak juga menjadi momok menakutkan khususnya bagi pengendara. Tidak hanya menghambat laju kendaraan, jalanan yang berlubang membuat pendapatan warga berkurang. Angka kecelakaan tinggi, ditambah cost perawatan yang melambung.
Begitu banyak tugas yang harus diemban penguasa di Kota ini. Tak lepas juga kinerja anggota dewan sebagai pengawas. Salah seorang pimpinan Dewan DPRD Medan, Iswanda Nanda Ramli mengungkapkan masalah Banjir merupakan persoalan yang tak kunjung usai di kota ini. Penyelesaiannya tak pernah tuntas. padahal anggaran yang dikucurkan tidaklah sedikit. Menurutnya, pengerjaan pembangunan dan perbaikan drainase selama ini hanya sebatas asal siap alias asal-asalan.
Termasuk juga soal kesejahteraan masyarakat yang menurut Nanda, sapaan akrab pimpinan Dewan ini yang semakin lama semangkin terpuruk. Kedepan, banyak tugas pimpinan kota ini yang harus diperbaiki, seperti menurunkan angka penangguran, perbaikan infrastruktur, peningkatan pelayanan publik dan lain sebagainya.
Sebagai penguasa di Kota ini, Walikota Medan Dzulmi Eldin mengaku akan berupaya untuk memperbaikinya. Pihaknya akan membangun tanggul rob di Medan utara pada tahun 2017. Selain itu perbaikan jalan dan drainase juga akan dikerjakan termasuk soal pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Kedepan, dibawah kepemimpinannya, program peningkatan kesejahteraan masyarakat akan giat dilakukan dengan mencari investor dan membuka lapangan pekerjaan. Sama halnya dengan pelayanan umum yang akan dioptimalkan baik ditingkat kelurahan, kecamatan bahkan hingga kepling akan terus didorong untuk meningkatkan pelayanan. Bahkan Dzulmi Eldin tidak segan segan mencopot jabatan camat, lurah atau kepling yang dinilai tidak mumpuni melayani masyarakat.
Membangun kota selaus ini tentunya tidak mudah. Mantan walikota Medan periode 1990 hingga 2000, Bachtiar Djafar menceritakan bahwa pembangunan harus dimuali dari kemauan yang kuat dan komitmen.
Sejak peninggalannya, pria berjanggut ini mengaku belum puas oleh kinerja para penggantinya ini. Belum ada pembangunan apapun yang signifiklan yang bisa dibanggakan. Padahal, dipinggir kota Medan terdapat sebuah kampong yang bisa dibangun dan dibanggakan. Kampong nelayan. Kawasan itu bisa dijadikan ikon kota medan jika pemerintah sekarang ini mau.
Dalam membangun, tentunya yang harus pertama kali disiapkan adalah jalan. Jika jalan saja tidak bagus, bagaiman pembangunan akan berjalan lancar. Setelah itu, air dan listrik serta energy yang memadai. Jika ketiga komponen itu terpenuhi, Bachtiar yakin kota Medan akan pesat pertumbuhannya.
Pria berusia 77 tahun ini pun berpesan agar siapapun pemimpinnya, Kota Medan harus tetap maju. Pemimpinnya harus berani bertindak dan mengambil resiko demi pembangunan kearah yang lebih baik.
Di hari jadi kota medan yang ke 426 ini, harapan demi harahapan dihaturkan kepada sang pencipta. Doa silih berganti diucapkan masyarakat dan saling sahut menyahut diaminkan. (Redaksi/Medan)