City Radio - Pengurangan subsidi bahan bakar minyak sekitar 2 ribu rupiah perliternya, baik untuk solar maupun premium diperkirakan akan menyumbang angka inflasi hingga akhir tahun ini sekitar 2,5 persen. Karena adanya kenaikan harga komoditi pangan serta tariff angkutan sehingga harga bahan pokok dipasaran akan melonjak naik.
Ekonom Sumatera Utara, Gunawan Benjamin memperkirakan laju inflasi sumut secara Year on Year sekitar 7,2 hingga 7,7 persen. Angka ini terutama disumbangkan dari kenaikan harga komoditi pangan, tarif angkutan serta tarif jasa. Namun begitupun, Gunawan menambahkan kenaikan harga BBM ini diperkirakan tidak akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi sumut pada kuartal 4 ini, Karena adanya penguatan pertumbuhan ekonomi di sektor hotel, restoran dan jasa. Selain itu, pertumbuhan ekonomi sumut juga tidak lepas dari tingginya konsumsi masyarakat serta pembangunan infrastruktur yang akan meningkat.
Sementara itu, Koordinator Tim Pengendali Inflasi Daerah Sumatera Utara, Difi Ahmad Johansyah mengatakan dampak kenaikan harga BBM untuk sumut ini diperkirakan hanya sekitar 2 persen. Sehingga target inflasi secara YOY berkisar 6,5 plus minus satu. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menjaga pasokan BBM lancar dan tidak ada penimbunan sehingga biaya transportasi tidak melonjak dan angka inflasi dapat dikendalikan.
Selain itu, Difi Ahmad Johansyah juga mengatakan dampak kenaikan harga BBM ini hanya akan berlangsung selama 2 bulan kedepan dan pada semester pertama tahun 2015, target inflasi akan kembali di angka 4,5 plus minus satu. (Tri Kurniawan/Medan)